Technopat #6 - Smart Building Management System

Technopat #6 - Smart Building Management System

Thursday, 04 November 2021

Pengertian Smart Building

Apa itu smart building? Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai bangunan pintar. Adalah sebuah penerapan sistem pengaturan otomatis terhadap sebuah bangunan. Dimana sistem ini telah diatur dengan menggunakan algoritma yang terstrukur secara rapi. Hampir semua bagian atau komponen bangunan bisa dikelola secara otomatis. Oleh karena itu bisa disebut juga dengan Building Automation System atau BAS.

Prinsip kerja dan Komponen

Prinsip kerja smart building ini adalah integrasi berbagai komponen pada bangunan. Dari komponen yang diinstal ini selain dapat diatur secara otomatis juga terjalin komunikasi antar komponen. Secara umum metode yang digunakan untuk bangunan pintar adalah dengan menggunakan sensor. Berikut ini komponen dari smart building dan metode pengintegrasiannya:

Suhu dan Kelembapan

Komponen ini terkait dengan HVAC yang merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, Air Conditioning. Biasa disebut juga dengan istilah tata udara. Dengan memonitoring secara otomatis suhu dan kelembapan ruangan. Dengan menggunakan sensor temperatur dan suhu. Bisa diatur pada suhu berapa AC atau pemanas dinyalakan atau dimatikan. Kapan tirai dan jendela dibuka atau ditutup.

Pencahayaan

Pencahayaan atau penerangan termasuk komponen instalasi pada smart building. Gambaran prinsip kerjanya, saat hari yang cerah, tirai dibuka, level cahaya cukup terang, maka lampu secara otomatis bisa dimatikan. Namun bila cuaca mendung atau hujan, tidak cukup cahaya untuk menerangi, lampu pun otomatis akan menyala. Tingkat pencahayaan juga bisa diatur lebih detail lagi. Begitupun ketika jam operasional gedung sudah berakhir, maka lampu bisa dimatikan seluruhnya. Terkecuali ruang keamanan, dimana disitu masih ada petugas. Sensor smart building yang digunakan adalah optical sensors.

Energi

Semakin besar bangunan tentu membutuhkan energi yang lebih tinggi. Apabila pihak manajemen properti masih mengelola secara manual, kecenderungannya ada faktor yang terlewat. Sehingga menjadikan penggunaan energi semakin boros. Selain pencahayaan dan HVAC, banyak komponen dari bangunan yang menggunakan listrik. Seperti pompa, dispenser, komputer, televisi, dan sebagainya. Seharusnya mati atau tidak terkoneksi dengan aliran listrik saat bangunan sedang kosong.

Prinsip kerja Electrical current (CT) sensors pada smart building adalah memperhitungkan penggunaan energi. Bisa diterapkan pada sebuah sirkuit, zona, atau level mesin. Dengan adanya sensor energi pada sistem smart building, kita bisa mengetahui adanya pemborosan. Sehingga penghematan energi tentu bisa dimaksimalkan.

Dan ketika kita mengetahui tingkat penggunaan energi secara normal. Maka kita bisa mengetahui apabila ada penggunaan energi yang berlebih. Yang bisa berarti adanya proses overload pada sebuah mesin. Dengan segera bisa dilakukan perawatan atau perbaikan. Tanpa perlu menunggu kerusakan yang lebih parah.

Keamanan

Adanya CCTV, door lock, sensor, dan alarm yang terintegrasi, menjadikan bangunan lebih aman. Saat ini sudah ada berbagai jenis door lock yang tersedia di pasaran. Mulai dari yang menggunakan sidik jari, QR Code, barcode, RFID, dan sebagainya. Hal ini tentu mencegah sembarang orang untuk bisa masuk. Apabila berhasil menerobos masuk pun, sensor akan mengirim data saat pintu terbuka. CCTV pun siap merekam walau dalam keadaan gelap. Pemantauan ini bisa dilakukan via smartphone atau layar monitor pihak security. Bagian yang diterobos bisa dikunci secara paksa, sehingga penerobos tidak mungkin melarikan diri.  apartemen atau hotel modern. Sistem keamanan bisa lebih diperketat lagi dengan membatasi penggunaan lift. Artinya tenant atau penyewa hanya bisa mengakses lift untuk ke lantai kamar dan lantai lobby saja.

Penerapan Smart Building

Pesatnya perkembangan teknologi, menjadikan Internet of Thing (IoT) di bidang ini juga semakin menjamur. Persaingan yang semakin kompetitif, harga yang terjangkau. Penerapan smart building Indonesia pun menjadi semakin luas. Tidak hanya untuk bangunan komersil, bahkan sekarang sudah merambah ke institusi pendidikan dan keagamaan. Berikut ini contoh penerapan pada bangunan yang terintegrasi dengan metode smart buidling.

  • Gedung Perkantoran.
  • Hotel & apartemen.
    Mall / Pusat Perbelanjaan.
  • Airport / Terminal.
  • Rumah Sakit.
  • Institusi Pendidikan: Sekolah, Perguruan Tinggi.
  • Keagamaan: Masjid, Gereja, Pura, Wihara.
  • Rumah atau biasa disebut dengan Smart Home.

Referensi :

  1. Khalid A.M, Aulia F. M. (2012) Penerapan Teknologi Smart Building Pada Perancangan Smart Masjid, Journal of Islamic Architecture.
  2. Ovidiu V, markus E (2017) Internet of Things (Cognitive transformation Technology Research Trends and Applications, ResearchGate.
  3. Rasa Apanaviciene, Andrius V, Paris (2020) Smart Building Integration into Smart City (SBISC) Development of New Evaluation Framework. MDPI Journal.
  4. Silas Shadid (2020) Smart Building System for Integration and Automating Property Management and Resident Services in Multi-Dwelling Unit Building. Urban SKY, LLC Bensenville, IL(US).
  5. http://www.alatuji.com/m/article/detail/754/smart-building-sistem-bangunan-pintar
  6. https://manajemenproperti.com/perkembangan-smart-building-di-indonesia/
  7. https://www.sewakantorcbd.com/blog/mengenal-konsep-smart-building-dan-kaitannya-dengan-produktivitas-karyawan/
  8. https://cloud.google.com/customers/smart-parking
  9. https://internetofbusiness.com/candi-deploys-google-cloud-platform-join-apps-smart-buildings/
  10. https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/F-11-2019-0120/full/html